Riset dan Membaca, Modal Menulis Opini
Untuk menulis artikel opini tentang politik, perlukah membaca novel dan puisi? Itu pertanyaan Bambang Wisudo kepada 11 orang peserta pelatihan penulisan opini yang diselenggarakan Visi Integritas, 2 September 2021.
Menurut Bambang, perlu! Lho kok bisa? Ya Anda boleh berpendapat perlu dan juga boleh menjawab tidak perlu.
Tetapi bukan soal perlu dan tidak perlu membaca novel atau puisi itu. Tetapi itulah uniknya model pelatihan penulisan opini untuk media massa yang diselenggarakan Visi Integritas.
Anda bisa membayangkan bagaimana kurikulum dan model pelatihan yang dirancang agar peserta benar-benar memahami secara utuh dan kaya wawasan. Bahkan Visi Integritas telah mempersiapkan sehingga peserta langsung siap menulis, mengirimkan tulisan ke media massa dan… bisa dimuat!
Salah satu tips lain dari Bambang Wisudo adalah semua peserta diharuskan melakukan riset singkat tentang permasalahan yang akan ditulisnya. Tentu tidak perlu ke lapangan. Tetapi riset pustaka dan riset internet.
Tips lain adalah untuk menulis kita harus banyak membaca dengan waktu yang pendek. Dengan demikian kita
memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada apa yang kita tuliskan. Dalam proses menulis itulah pilah-memilah informasi terjadi. Mana informasi yang kita dapat dari membaca itu perlu kita tuangkan, dan mana yang tidak.
Masih ada banyak tips dan trik agar tulisan kita bisa tembus dimuat di media massa. Ini baru trik dari satu fasilitator: Bambang Wisudo. Lalu apa trik dan tips dari Emerson Yuntho dan Ati Nurbaiti?
Kalau Anda penasaran, Anda bisa ikut dalam kelas pelatihan berikutnya. Silahkan daftarkan diri Anda ke wa.me/6281389979760 (VISI)